Berita / KISAH DI BALIK REKAMAN SUARA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945
13 Aug 2025

KISAH DI BALIK REKAMAN SUARA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945

Image KISAH DI BALIK REKAMAN SUARA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 News

Kisah di Balik Rekaman Suara Proklamasi 17 Agustus 1945

Pagi itu 17 Agustus 1945 di halaman rumah sederhana di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta Ir Soekarno berdiri tegak membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Udara pagi yang penuh harap menyelimuti hadirin yang berkumpul. Meski momen tersebut begitu monumental tidak ada satu pun rekaman suara yang diabadikan. Yang tersisa hingga kini hanyalah foto-foto hitam putih yang menangkap ekspresi wajah para tokoh dan suasana khidmat saat proklamasi dibacakan.

Ketiadaan rekaman ini bukan tanpa alasan. Pada masa itu peralatan perekam suara sangat terbatas. Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya masih berada dalam situasi genting dengan peralatan komunikasi dan dokumentasi yang sebagian besar dikendalikan pihak Jepang. Gangguan listrik dan kurangnya sumber daya teknis juga membuat perekaman secara langsung nyaris mustahil dilakukan. Akibatnya suara asli Bung Karno saat membacakan Proklamasi hanya dapat kita bayangkan bukan kita dengar.


 

Enam tahun kemudian tepatnya pada akhir 1951 inisiatif besar muncul dari Radio Republik Indonesia. M Jusuf Ronodipuro salah satu pendiri RRI menyadari bahwa bangsa ini membutuhkan dokumentasi suara proklamasi agar semangat kemerdekaan bisa diwariskan secara lebih nyata. Ia mendatangi Bung Karno dan memintanya untuk membacakan kembali teks Proklamasi di studio RRI. Awalnya Bung Karno menolak. Baginya proklamasi adalah peristiwa sakral yang hanya dilakukan sekali. Membacakan ulang teks tersebut dianggap tidak akan sama dengan momen aslinya.

Namun Jusuf Ronodipuro tidak menyerah. Ia meyakinkan Bung Karno bahwa rekaman tersebut akan menjadi warisan berharga penghubung antara generasi yang menyaksikan kemerdekaan secara langsung dan generasi yang hanya mendengarnya lewat cerita. Akhirnya Bung Karno luluh. Di sebuah studio sederhana RRI ia kembali membacakan

teks yang enam tahun sebelumnya telah mengubah nasib bangsa. Suaranya direkam dengan peralatan yang pada masa itu sudah jauh lebih baik. Master rekaman kemudian dikirim ke Lokananta di Surakarta untuk digandakan dan disebarkan ke seluruh pelosok negeri.

Kini suara yang kita dengar setiap peringatan 17 Agustus dengan intonasi khas dan tekanan penuh wibawa adalah hasil rekaman ulang dari tahun 1951 bukan dari hari kemerdekaan itu sendiri. Meski bukan suara asli dari momen bersejarah tersebut rekaman ini tetap menjadi simbol kuat yang membangkitkan rasa nasionalisme. Ia adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan semangat dan keberanian para pendiri bangsa mengingatkan bahwa kemerdekaan diraih bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan pengorbanan yang tak ternilai.


Sumber :

RRI Kisah di Balik Rekaman Suara Proklamasi 17 Agustus 1945 https://rri.co.id/lain-lain/892006/kisah-di-balik-rekaman-suara-proklamasi-17-agustus-1945

Detikcom Hari Proklamasi 17 Agustus Suara Ikonik Soekarno Bukan Rekaman Asli

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6233439/hari-proklamasi-17-agustus-suara-ikonik-soekarno-bukan-rekaman-asli

 

Whatsapp Chat Admin