Berita / FIKIH PRIORITAS: MENATA AMAL SESUAI URUTANNYA DALAM SYARIAT
26 Sep 2025

FIKIH PRIORITAS: MENATA AMAL SESUAI URUTANNYA DALAM SYARIAT

Image FIKIH PRIORITAS: MENATA AMAL SESUAI URUTANNYA DALAM SYARIAT News

FIKIH PRIORITAS: MENATA AMAL SESUAI URUTANNYA DALAM SYARIAT

Dalam kehidupan beragama, tidak semua amalan berada di posisi yang sama dalam hal urgensi atau keutamaannya. Konsep fikih prioritas mengajarkan kepada seorang Muslim agar mampu memilih dan memfokuskan diri pada amalan yang lebih utama terlebih dahulu, sebelum melakukan amalan tambahan lainnya. Dari sanad hadits, Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Amalan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab: “Shalat pada waktunya.” Kemudian beliau menyebutkan amalan berbakti kepada orang tua dan jihad sebagai prioritas berikutnya.

Langkah pertama dalam fikih prioritas adalah memprioritaskan amalan wajib (fardhu) di atas amalan sunnah. Hal ini didasarkan pada hadits bahwa Allah menyukai hamba-Nya mendekatkan diri lewat apa yang diwajibkan terlebih dahulu, baru kemudian dengan amalan sunnah. Jika seseorang menunaikan ibadah wajibnya dengan benar dan konsisten, maka ibadah-ibadah sunnah di luar itu akan memperkaya kedekatannya kepada Allah, bukan menjadi beban yang justru menimbulkan kemudaratan jika diabaikan.

Aspek penting lain dari fikih prioritas adalah keikhlasan dalam beramal. Amalan yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan pujian manusia atau karena kebiasaan sosial seringkali kurang bernilai dibandingkan amalan yang dilakukan tulus hanya karena Allah. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 271, Allah menyebutkan bahwa jika sedekah dilakukan secara sembunyi-sembunyi kepada yang berhak, hal itu lebih baik. Lebih-lebih lagi, terdapat hadits bahwa orang yang bersedekah lalu menyembunyikannya — hingga tangan kiri tidak tahu apa yang diwujudkan tangan kanan — termasuk golongan yang dilindungi oleh Allah pada hari kiamat.

Selain itu, fikih prioritas juga menekankan pentingnya meneladani sunnah Nabi dan menjaga kontinuitas dalam beramal. Rasulullah mengingatkan agar ibadah tidak dibuat berlebihan hingga sulit dipertahankan. Beliau bersabda: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilaksanakan terus-menerus meskipun sedikit.” Dengan demikian, menjaga ritme ibadah yang sesuai kemampuan akan membuat amalan lebih berkualitas dan berkesinambungan.

Secara ringkas, fikih prioritas mengajak setiap Muslim untuk: (1) mengutamakan amalan yang lebih utama berdasarkan petunjuk Nabi, (2) mendahulukan kewajiban atas sunnah, (3) menjaga keikhlasan agar amal diterima Allah, (4) meneladani sunnah Rasulullah, dan (5) melakukan amalan secara konsisten sesuai kemampuan. Prinsip ini membantu seorang Muslim menjalani kehidupan beragama dengan terarah, seimbang, dan penuh keberkahan.


Sumber:

https://rumaysho.com/19271-fikih-prioritas.html

 

Whatsapp Chat Admin